Kondisi Alam Indonesia
Resume
/ Ringkasan
Kondisi
Alam Indonesia
Keadaan alam Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu keadaan fisik wilayah serta keadaan
flora dan fauna.
1.
Keadaan Fisik Wilayah
Keadaan fisik tersebut dapat dikenali dari keadaan geologi,
bentuk muka bumi, dan iklim. Keadaan fisik akan memengaruhi corak atau
karakteristik kehidupan makhluk hidup yang tinggal di atasnya.
a.
Kondisi Geologi Indonesia
Ternyata bumi tempat kita hidup, tidak bulat secara utuh,
tetapi terdiri atas lempengan yang bergerak terhadap satu dan lainnya.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik besar yaitu lempeng
Indo-Australia, Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia
bertumbukan dengan Lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa, dan Nusa
Tenggara. Lempeng Pasifik bertumbukkan dengan Eurasia di utara Papua dan Maluku
Utara. Tumbukan lempeng tersebut
kemudian membentuk rangkaian pegunungan yang sebagian menjadi gunung api di
sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara.
Indonesia merupakan salah satu negara yang sering mengalami
gempa bumi, terutama pulau-pulau sepanjang pertemuan lempeng Sumatra, Jawa,
Nusa Tenggara, Maluku dan Sulawesi. Gempa yang terjadi dapat dibedakan menjadi
gempa tektonik maupun vulkanik. Gempa
tektonik adalah gempa karena pergerakan lempeng tektonik, sedangkan gempa
vulkanik adalah gempa yang terjadi karena adanya aktivitas kegunungapian.
Gunung berapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak
bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi.
Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan.
b.
Bentuk Muka Bumi
Jumlah pulau
Indonesia seluruhnya mencapai 13.466 buah.
Luas wilayah Indonesia mencapai 5.180.053 km2, terdiri atas daratan seluas
1.922.570 km2 dan lautan seluas 3.257.483 km2. Ini berarti wilayah lautannya
lebih luas dari wilayah daratannya.
Bentuk muka bumi Indonesia dapat dibedakan menjadi dataran
rendah, dataran tinggi, bukit, gunung, dan pegunungan. Pada peta fisiografi tampak sebaran bentuk muka bumi Indonesia
dari mulai dataran rendah sampai pegunungan.
c.
Kondisi Iklim Indonesia
Indonesia berada di wilayah tropis. Ciri iklim tropis adalah
suhu udara yang tinggi sepanjang tahun yaitu sekitar 270C. Suhu pada
musim dingin dapat mencapai sekitar - 200C,
sedangkan pada saat musim panas dapat mencapai sekitar 400C.
Gambaran tentang ketiga jenis iklim tersebut adalah:
1)
Iklim
musim, dipengaruhi oleh angin musim yang berubah-ubah setiap periode waktu
tertentu. Biasanya satu periode perubahan adalah enam bulan.
2)
Iklim
tropis, terjadi karena Indonesia berada di daerah tropis. Suhu yang tinggi
mengakibatkan penguapan yang tinggi dan berpotensi untuk terjadinya hujan.
3)
Iklim
laut, terjadi karena Indonesia memiliki wilayah laut yang luas, sehingga banyak
menimbulkan penguapan dan akhirnya mengakibatkan terjadinya hujan.
Berbagai jenis iklim
tersebut berdampak pada tingginya curah hujan di Indonesia. Curah hujan di Indonesia bervariasi
antarwilayah, tetapi umumnya sekitar 2500 mm/tahun. Kondisi curah hujan yang
besar ditunjang dengan penyinaran matahari yang cukup membuat Indonesia sangat
cocok untuk kegiatan pertanian, sehingga mampu memenuhi kebutuhan penduduk akan
pangan.
Hal yang menarik bagi
Indonesia adalah terjadinya angin muson.
Angin muson adalah angin yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan
udara antara samudra dan benua. Pada
saat musim hujan di Indonesia (Oktober sampai April), angin muson yang bergerak
dari Samudra Pasifik menuju wilayah Indonesia dibelokkan oleh gaya coriolis,
sehingga berubah arahnya menjadi angin barat atau disebut angin muson barat.
Pada saat bergerak menuju wilayah Indonesia, angin muson dari Samudra Pasifik
telah membawa banyak uap air, sehingga diturunkan sebagai hujan di Indonesia.
Peristiwa sebaliknya
terjadi pada saat musim kemarau (Mei
sampai September). Pada saat itu, angin muson dari Benua Australia atau disebut
angin timur yang bertekanan maksimun bergerak menuju Benua Asia yang bertekanan
minimum melalui wilayah Indonesia. Karena Benua Australia sekitar 2/3
wilayahnya berupa gurun, maka udara yang bergerak tadi relatif sedikit uap air
yang dikandungnya. Selain itu, udara tadi hanya melewati wilayah lautan yang
sempit antara Australia dan Indonesia, sehingga sedikit pula uap yang
dikandungnya. Pada saat itu, di Indonesia terjadi musim kemarau.
2.
Flora dan Fauna
Besarnya keanekaragaman hayati di Indonesia berkaitan erat
dengan kondisi iklim dan kondisi fisik wilayah. Suhu dan curah hujan yang besar
memungkinkan tumbuhnya beragam jenis tumbuhan.
Tumbuhan memerlukan air dan suhu yang sesuai. Semakin banyak
air tersedia semakin banyak tumbuhan yang dapat tumbuh dan karena itu semakin
banyak hewan yang dapat hidup di daerah tersebut.
a.
Persebaran Flora di Indonesia
Flora di Indonesia ternyata dapat dibedakan menjadi dua
kelompok besar yaitu Indo-Malayan dan Indo-Australian. Kelompok Indo-Malayan meliputi kawasan
Indonesia Barat. Pulau-pulau yang masuk ke dalam kelompok ini adalah Sumatra,
Kalimantan, Jawa, dan Bali. Kelompok IndoAustralian meliputi tumbuhan yang ada
kawasan Indonesia Timur. Pulaupulau yang termasuk dalam kawasan ini adalah
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
b.
Persebaran Fauna di Indonesia
Fauna Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga corak yang
berbeda yaitu fauna bagian barat, tengah, dan timur. Garis yang memisahkan fauna Indonesia Bagian
Barat dengan Tengah dinamakan garis Wallace, sedangkan garis yang memisahkan
fauna Indonesia Bagian Tengah dan Timur dinamakan Garis Weber.
Fauna bagian barat memiliki ciri atau tipe seperti halnya
fauna Asia sehingga disebut tipe Asiatis (Asiatic). Fauna bagian timur memiliki ciri atau tipe yang mirip dengan
fauna yang hidup di Benua Australia, sehingga disebut Tipe Australis
(Australic). Fauna bagian tengah merupakan fauna peralihan yang ciri atau
tipenya berbeda dengan fauna Asiatis maupun Australis. Faunanya memiliki ciri
tersendiri yang tidak ditemukan di tempat lainnya di Indonesia. Fauna tipe ini
disebut fauna endemis.
1)
Fauna Indonesia Bagian Barat
Fauna Indonesia bagian Barat atau tipe Asiatis mencakup
wilayah Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Mamalia berukuran besar banyak
ditemui di wilayah ini seperti gajah, macan, tapir, badak bercula satu,
banteng, kerbau, rusa, babi hutan, orang utan, monyet, bekantan, dan lain-lain.
2)
Fauna Indonesia Tengah atau tipe peralihan
Wilayah fauna Indonesia Tengah atau disebut pula wilayah fauna
Kepulauan Wallace, mencakup Sulawesi, Maluku, Timor, dan Nusa Tenggara serta
sejumlah pulau-pulau kecil di sekitar pulau-pulau tersebut. Fauna yang menghuni wilayah ini antara lain
babi rusa, anoa, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, kuda, sapi, monyet saba,
beruang, tarsius, sapi, dan banteng.
3)
Fauna
Indonesia Bagian Timur
Fauna Indonesia Bagian Timur atau disebut tipe australic
tersebar di wilayah Papua, Halmahera, dan Kepulauan Aru. Fauna berupa mamalia
yang menghuni wilayah ini antara lain kanguru, beruang, walabi, landak irian
(nokdiak), kuskus, pemanjat berkantung (oposum layang), kangguru pohon, dan
kelelawar. Di wilayah ini tidak ditemukan kera.
Post a Comment for "Kondisi Alam Indonesia"