Belajar Menyusun Proposal Skripsi (Ringkasan Struktur Proposal Skripsi)


STRUKTUR PROPOSAL SKRIPSI

1.        Judul :
Analisis Komparasi Usahatani Kelapa Sawit Pasca Peremajaan Pola Underplanting dan Konvensional di Kabupaten Muaro Jambi (Hal. Cover)

Kata-kata Kunci :
a.       Komparasi
Komparasi merupakan salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan variabel antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya. (Hal 42)
b.      Pola Underplanting
Sistem underplanting merupakan pola peremajaan kelapa sawit dengan menanam tanaman muda di bawah tajuk tanaman tua hingga tanaman muda berumur 3 tahun kemudian ditumbang. Sistem ini masih memberikan kesempatan bagi pekebun untuk memperoleh pendapatan dari tanaman tua yang belum ditumbang dan cocok diterapkan pada daerah rawan konflik. (Hal. 14-15)
c.       Pola Konvensional
Sistem konvensional (tumbang serempak) merupakan pola peremajaan kelapa sawit dengan melakukan penumbangan tanaman tua secara keseluruhan dan kemudian menanam tanaman baru di lahan tersebut. Akan tetapi sistem ini dapat menyebabkan hilangnya pendapatan pekebun karena pendapatan produksi dan penjualan tandan buah segar (TBS) terputus sama sekali. (Hal 14-15)



Urgensi Penelitian : (Hal. 8-11)
Peremajaan tidak hanya penting bagi petani, tetapi juga bagi industri sawit nasional. Rendahnya produktivitas kelapa sawit dapat menurunkan produksi nasional serta akan berdampak pada bergesernya posisi Indonesia yang saat ini merupakan produsen terbesar kelapa sawit dunia. Sehingga untuk mendorong produksi kelapa sawit nasional, pemerintah berupaya melakukan program peremajaan pada kelapa sawit rakyat yang saat ini memiliki luasan areal sebesar 43,31% dari total keseluruhan lahan perkebunan kelapa sawit nasional. Melalui program ini diharapkan akan meningkatkan produksi dan produktivitas kelapa sawit nasional serta menjamin ketersediaan dalam negeri maupun pasar internasional.
Penerapan pola peremajaan di tingkatan petani akan mempengaruhi produksi pada saat memasuki periode Tanaman Menghasilkan. Produksi ini akan berdampak pula terhadap pendapatan petani. Penerapan teknik peremajaan underplanting sangat berbahaya bagi perkebunan kelapa sawit, kalau dilakukan secara sembarangan malah bisa menghancurkan perkebunan kelapa sawit dalam waktu yang tidak terlalu lama. Penerapan sistem ini dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman muda, meningkatnya serangan kumbang tanduk dan berkembangnya penyakit Ganoderma. Hal ini sangat berbeda dengan penerapan model peremajaan konvensional (tumbang serempak) sehingga berbeda pula terhadap produksi dan pendapatannya kemudian.
Di tempat calon lokasi penelitian, model peremajaan konvensional dan underplanting masih diterapkan oleh petani. Perbedaan ini berdampak pada perbedaan proporsi pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani kelapa sawitnya. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelaahan lebih lanjut terhadap kondisi usahataninya.

2.        Proses Perumusan Judul
Perumusan judul muncul dari adanya masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari sehingga memerlukan jawaban untuk mengatasinya. Berdasarkan masalah yang ditemui maka akan dirumuskan hal yang akan diteliti. Setelah kita mengetahui masalah dan hal yang harus diteliti untuk dapat memperoleh jawaban dari masalah tersebut, maka dilakukan perumusan judul penelitian.

Masalah (Hal. 11)
Masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah bahwa tanaman kelapa sawit memiliki produktivitas yang tinggi dari jenis-jenis tanaman penghasil minyak di dunia. Dalam hal ini peremajaan dilakukan untuk dapat mempertahankan produksi maupun produktivitas kelapa sawit nasional. Hal ini untuk mendukung posisi daya saing kelapa sawit Indonesia di dunia internasional. Pola peremajaan kelapa sawit yang diterapkan di lokasi calon tempat penelitian menerapkan dua pola yaitu konvensional dan underplanting. Pola peremajaan underplanting sangat berbahaya untuk diterapkan karena pola ini berdampak buruk terhadap pertumbuhan tanaman muda dan sangat rentan terhadap munculnya cendawan ganoderma. Model ini dapat menyebabkan produktivitas tanaman kelapa sawit rendah dan berada dibawah standar . akan tetapi masih ada petani yang menerapkan pola peremajaan underplanting dalam usahataninya.

Fenomena Riil (Hal. 11)
Petani mengharapkan produksi dan produktivitas usahatani kelapa sawitnya meningkat, akan tetapi pola peremajaan yang diterapkan dapat menyebabkan produktivitas tanaman menurun.

3.        Rumusan Masalah (Hal. 12)
Berdasarkan latar belakang dan uraian maka rumusan masalah yang diambil di daerah penelitian adalah :
1.      Berapa besar pendapatan usahatani kelapa sawit pasca peremajaan Sistem Underplanting dan Sistem Konvensional di Kabupaten Muaro Jambi ?
2.      Bagaimana Benefit Cost Ratio (B/C) usahatani kelapa sawit pasca peremajaan Sistem Underplanting dan Sistem Konvensional di Kabupaten Muaro Jambi ?
3.      Bagaimana perbandingan R/C (Return Cost Ratio) dan Profitabilitas usahatani kelapa sawit pasca peremajaan Sistem Underplanting dan Sistem Konvensional di Kabupaten Muaro Jambi ?

Tujuan (Hal. 12-13)
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui besaran pendapatan usahatani kelapa sawit pasca peremajaan Sistem Underplanting dan Sistem Konvensional di Kabupaten Muaro Jambi.
2.      Untuk mengetahui Benefit Cost Ratio (B/C) usahatani kelapa sawit pasca peremajaan Sistem Underplanting dan Sistem Konvensional di Kabupaten Muaro Jambi.
3.      Untuk mengetahui perbandingan R/C (Return Cost Ratio) dan Profitabilitas usahatani kelapa sawit pasca peremajaan Sistem Underplanting dan Sistem Konvensional di Kabupaten Muaro Jambi.

Masalah dan tujuan yang saya sebutkan sudah sejalan dan tercakup dengan kata kunci dan judul karena sudah direpresentasikan dalam kata kunci yang telah disebutkan. Kata kunci ini merupakan kata-kata penting yang ada dalam penelitian ini. Apabila ditinjau dari judul, masalah dan tujuan yang disebutkan sudah dapat menggambarkan objek dan variabel yang akan dianalisis serta dapat menjawab permasalahan.

4.        Arti Penting Tinjauan Pustaka
Kajian pustaka dalam suatu penelitian ilmiah adalah salah satu bagian penting dari keseluruhan langkah-langkah metode penelitian. Kajian pustaka merupakan bagian yang mendukung kajian secara sungguh-sungguh tentang teori-teori dan konsep-konsep yang terkait dengan variabel-variabel penelitian. Teori dan konsep yang dikaji digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang dan konstruksi yang akan diteliti. Sebagai dasar perumusan hipotesis dan persiapan instrumen penelitian dan sebagai dasar dalam membahas hasil penelitian untuk digunakan dalam memberikan saran dalam upaya pemecahan topik masalah.

Teori-Teori yang Saya Gunakan (Hal. 14-30)
1.      Peremajaan kelapa sawit
2.      Konsep Usahatani
3.      Klasifikasi Usahatani
4.      Faktor Produksi Usahatani
5.      Penerimaan, Biaya, Pendapatan, Benefit Cost Ratio, R/C dan Profitabilitas
6.      Komparasi

Teori-Teori Tersebut terkait dan menunjang untuk mendapatkan jawaban terhadap rumusan masalah saya karena semua landasan teori yang terkait dengan rumusan masalah sudah disebutkan dengan teori-teori yang ada. Teori-teori ini menjadi landasan untuk merumuskan cara dalam mencari jawaban atas masalah yang ada.

5.        Pentingnya Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan bagan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting, dengan demikian maka kerangka berpikir merupakan sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman lainnya, yang mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran dari penelitian yang akan dilakukan.

Proses merumuskan hipotesis dalam kerangka pemikiran
1.      Langkah pertama dalam merumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah menetapkan variabel yang akan diteliti, kemudian merumuskan judul penelitian.
2.      Membaca buku dan hasil penelitian untuk melakukan kajian pustaka (teoritis) terkait dengan variabel-variabel dan judul penelitian.
3.      Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian yang telah dibaca dan dikaji.
4.      Melakukan analisa kritis terhadap teori dan hasil penelitian tersebut.
5.      Analisis komparatif teori-teori dan hasil penelitian terhadap fakta-fakta di lapangan.
6.      Melakukan sintesis kesimpula atas kajian-kajian yang telah dilakukan.
7.      Merumuskan hipotesis.

6.        Hipotesis Penelitian (Hal. 37)
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan dalam penelitian ini, maka dapat
dirumuskan hipotesis yaitu :
1.      Diduga terdapat perbedaan pendapatan usahatani kelapa sawit pasca peremajaan Sistem Underplanting dan Sistem Konvensional di Kabupaten Muaro Jambi.
2.      Diduga terdapat perbedaan besaran R/C (Retrurn Cost Ratio) dan Profitabilitas usahatani kelapa sawit pasca peremajaan Sistem Underplanting dan Sistem Konvensional di Kabupaten Muaro Jambi.

Hipotesis pertama menjawab permasalahan yang pertama dan ketiga. Hipotesis kedua menjawab permasalahan yang kedua dan ketiga.

Menurut saya hipotesis penelitian yang saya rumuskan sudah relevan dengan permasalahan yang dipaparkan dalam penelitian. Hipotesis sudah dapat menjawab permasalahan dan tujuan serta menjadi kesimpulan sementara dalam penelitian.

7.        Objek Penelitian (Hal. 38)
Adapun objek penelitian ini adalah petani yang mengusahakan usahatani kelapa sawit dan telah diremajakan dengan pola konvensional dan pola underplanting.

Petani (produsen) sebagai sampel dalam penelitian ini adalah petani yang melakukan usahatani kelapa sawit khususnya yang telah melakukan peremajaan pada tanamannya dengan pola konvensional dan underplanting yang termasuk dalam sampel penelitian. Sehingga yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah populasi petani yang menerapkan peremajaan pola underplanting dan pola konvensional (tumbang serempak). Periode pengamatan yang dilakukan sebanyak satu kali untuk satu kali musim panen. (Hal. 38)

Metode Sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik Purposive dengan mempertimbangkan batasan sampel yaitu petani yang telah melakukan peremajaan, khususnya petani yang meremajakan kelapa sawitnya dengan menggunakan pola konvensional dan pola underplanting. (Hal. 38)

Metode pengumpulan data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuisioner kepada petani kelapa sawit yang ada di Kecamatan Sungai Bahar dan Kecamatan Bahar Selatan. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari referensi, laporan hasil penelitian ataupun berbagai bentuk informasi dari instansi yang ada kaitannya dengan penelitian ini dengan cara mengutip dan mengadakan studi pustaka dari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. (Hal. 39)

Menurut saya data yang akan saya dapatkan melalui metode-metode di atas sudah representatif. Data-data tersebut sudah dapat digunakan untuk dimasukkan ke dalam metode penelitian dan alat-alat analisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan. Semua data-data yang akan didapat melalui kuesioner yaitu seluruh variabel-variabel terkait konsep usahatani. (Hal. 51)

8.        Cara Menguji Hipotesis
Untuk menjawab tujuan penelitian ketiga digunakan analisis statistik dengan alat bantu berupa software SPSS versi 20. (Hal. 42)

Hipotesis Statistik
H0; (μ1- μ2) = 0
Ha; (μ1- μ2) ≠ 0

Alat uji digunakan analisis statistik dengan alat bantu berupa software SPSS versi 20.
Kaedah pengambilan keputusan yaitu :
Berdasarkan t-hitung dan t-tabel :
Jika statistik hitung (angka t output) > statistik tabel (tabel t), maka H0 ditolak.
Jika statistik hitung (angka t output) < statistik tabel (tabel t), maka H0 diterima.
Berdasarkan nilai probabilitas :
Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak

9.        Pentingnya Konsepsi dan Pengukuran Variabel (Hal. 44-45)
Konsepsi dan pengukuran variabel penelitian sangat penting dicantumkan dalam proposal penelitian. Hal ini sangat dibutuhkan supaya peneliti dapat mengetahui batasan-batasan dalam penelitiannya sehingga dapat mendukung peneliti dalam memperoleh data dan menganalisis data.
Variabel yang harus dicantumkan yaitu:
1.      Luas lahan
2.      Input tenaga kerja
3.      Produksi
4.      Harga jual komoditi
5.      Biaya-biaya tetap
6.      Biaya-biaya variabel
7.      Penerimaan
8.      Pendapatan
Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, yang termasuk dalam biaya variabel adalah biaya pupuk dan biaya pestisida serta biaya tenaga kerja diukur dalam satuan rupiah (Rp/Ha).

Post a Comment for "Belajar Menyusun Proposal Skripsi (Ringkasan Struktur Proposal Skripsi)"