Laporan Praktikum Agroklimatologi Pengamatan Suhu Udara
PENGAMATAN
SUHU UDARA DI STASIUN CUACA LAHAN PERTANIAN KAMPUS MENDALO
LAPORAN
PRAKTIKUM
Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Lulus dalam Mata Kuliah Agroklimatologi
JEKSON
BANJARNAHOR
D1B016002
Dosen
Pengampu:
Dr.
Ir. Aryunis, M.P.
Ir.
Hanibal, M.P.
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
JAMBI
2017
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kebaikan-Nya yang
telah melimpahkan berkat dan rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini tentang Pengamatan Suhu Udara di Daerah Lahan Percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Jambi Kampus Mendalo.
Saya menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terimakasih pula saya sampaikan kepada teman-teman mahasiswa sebagai praktikan
maupun kepada dosen pembimbing mata kuliah agroklimatologi yang telah
meluangkan waktu dan tenaga serta ilmunya sehingga setiap praktikum dapat
terlaksana dengan baik.
Terlepas dari semuanya itu, saya menyadari bahwa laporan
ini masih memiliki kekurangan baik dari segi susunan kalimatnya maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, dengan senang hati saya menerima segala saran dan
kritik yang membangun dari pembaca.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menjadi bahan bacaan untuk
percobaan selanjutnya.
Jambi,
10 Desember 2017
Penyusun,
Jekson
Banjarnahor
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1
Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2
Tujuan ......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA ............................................................ 4
2.1
Suhu ............................................................................................. 4
2.2
Suhu Udara .................................................................................. 5
2.3
Suhu Maksimum dan Suhu Minimum ........................................ 7
2.4
Hubungan Suhu Udara dan Tanaman ......................................... 9
BAB III METODOLOGI
....................................................................... 13
3.1
Waktu dan Tempat ...................................................................... 13
3.2
Alat dan Bahan ............................................................................ 13
3.3
Cara Kerja ................................................................................... 14
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN ................................................ 16
4.1
Hasil ............................................................................................ 16
4.2
Pembahasan ................................................................................. 17
BAB V PENUTUP ................................................................................... 20
5.1
Kesimpulan ................................................................................. 20
5.2
Saran ........................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 22
DAFTAR
TABEL
Tabel
4.1 Data Hasil Pengamatan Suhu Udara ......................................... 16
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
3.1. Alat Ukur Suhu ..................................................................... 13
Gambar
3.2. Termometer maksimum dan minimum ................................ 14
Gambar
3.3. Pengukuran suhu maksimum dan minimum ........................ 15
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Semua energi di alam raya termasuk
yang digunakan dalam prose genesis dan diferensiasi tanah bersumber dari energi
panas matahari. Jumlah energi yang sampai ke permukaan bumi tergantung pada
kondisi bumi atau cuaca. Cuacalah
yang bertanggung jawab dalam mengubah
energi matahari menjadi
energi mekanik atau panas,
yang memicu prosse
penguapan air melalui
mekanisme transpirasi tanaman dan evaporasi permukaan non-tanaman
(evapotranspirasi). Diantara komponen iklim yang paling berperan adalah curah
hujan dan temperatur (Hanafiah, 2005).
Suhu adalah
kemampuan
benda memberi dan menrima panas. Suhu diartikan sebagai energi kinetis
rata-rata suhu benda yang dinyatakan dalam derajat suhu. Alat yang digunakan
untuk mengukur suhu adalah Termometer. Ada beberapa jenis termometer sesuai
denga kegunaannya, ada tiga macam jenis termometer, yaitu termometer biasa,
termometer maksimum, dan termometer minimum. Termometer biasa digunakan untuk
mengukur suhu udara dan suhu tanah sesuai dengan turun naiknya cairan
atauperubahan sensor logam yang dapat di baca. Termometer maksimum bekrrja
berdasarkan prinsip pemuaian zat-zat seperti termometr biasa. Termometer minimum biasanya
menggunakan alkohol ( Kartasapoetra, 2005).
Pengaruh suhu
terhadap makhluk hidup sangat besar sehingga pertumbuhannya sangat bergantung
padanya, terutama dalam kegiataanya. Contoh, tanaman memerlukan suhu tertentu,
artinya tanaman itu tidak akan tumbuh dengan baik bila syarat-syaratnya tidak
dipenuhi. Pengaruhnya pada proses pematangan buah adalah makin tinggi suhu
makin cepat matang. Dengan suhu yang tinggi, benih akan melakukan metabolisme
lebih cepat. Benih yang dibiarkan atau ditanam pada dataran atau tanah tinggi
maka daya kecambahnya akan turun. Jadi, pada tanaman juga ada suhu maksimum dan
suhu optimum yang diperlukannya.
Suhu
maksimum adalah suhu tertinggi dimana suatu tanaman masih dapat tumbuh. Suhu
minimum adalah suhu terendah dimana tanaman masih dapat hidup, sedangkan suhu
optimum adalah suhu yang terbaik yang dibutuhkan tanaman dimana proses
pertumbuhannya dapat berjalan lancar (Kartasapoetra, 2004 dalam Sianturi 2012).
Iklim
merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamik dan sulit
dikendalikan.Dalam praktek, iklim dan cuaca sangat sulit untuk
dimodifikasi/dikendalikan sesuai dengan kebutuhan Iklim/cuaca sering
seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi pertanian. Karena sifatnya yang
dinamis, beragam dan terbuka, pendekatan terhadap cuaca/iklim agar lebih berdaya
guna dalam bidang pertanian , diperlukan suatu pemahaman yang lebih akurat
teradap karakteristik iklim melalui analisis dan interpretasi data iklim. Mutu
hasil analisis dan interpretasi data iklim, selain ditentukan oleh metode
analisis yang digunakan, juga sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu data.
Demikian
juga, pertumbuhan dan produksi tanaman merupakan manivestasi akumulatif dari
seluruh proses fisiologi selama fase atau periode pertumbuhan tertentu. oleh
sebab itu dalam pengertian yang lebih teknis dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan
dan produksi tanaman dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim (sebagai akumulasi
keadaan cuaca) selama pertumbuhan tanaman.
Hal ini menjadi salah satu dasar
dibutuhkannya data yang akurat dan tersedia secara cepat bagi kegiatan
pertanian. Data yang tersedia diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam
mengelola kegiatan on farm. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dilakukanlah praktikum
pengamatan suhu udara sebagai pengetahuan mengenai cara dan teknis pengamatan.
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1.
Mempelajari alat pengukur suhu maksimum
dan minimum udara.
2.
Mengoperasikan alat ukur suhu maksimum dan
minimum udara serta cara pencatatannya.
3.
Memperoleh data suhu maksimum dan minimum
daerah sekitar percobaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Suhu
Suhu merupakan ukuran relatif dari kondisi termal yang
dimilki oleh suatu benda. Jika dua benda yang bersinggunan dan tidak terjadi
perpindahan panas antara kedua benda tersebut, maka kedua benda ini disebut berada
pada kondisi setara –termal. Postulat ini disebut hukum kesetaraan termal yang
merupakan dasar dari konsep fisika tentang suhu. Suhu atau sering disebut dengan tenperatur adalah
merupakan gambaran umum keadaan energi/panas suatu benda yang mencerminkan
energi rata-rata dari pergerakan molekul suatu benda. Suhu sering juga disebut
sebagai ukuran intensitas/derajat panas. Berbeda pengertiannya dengan panas
yang merupakan salah satu bentuk energi yang dikandung oleh suatu benda dan
diukur dalam satuan joule. Alat untuk mengukur temperatur disebut termometer
(Sutiknjo, 2005).
Suhu
adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan
menggunakan termometer. Satuan suhu yang biasa digunakan adalah derajat celcius
(0C). Sedangkan di Inggris dan beberapa Negara lainnya dinyatakan dalam derajat
Fahrenheit (oF) oC = 5/9 (F-32) oF
= 9/5(0C)+32 (Ance Gunarsih Kartasapoetra, 2004).
Di
atmosfer dijumpai bahwa peningkatan panas laten akibat penguapan tidak
menyebabkan kenaikan suhu udara, tetapi penguapan justru menurunkan suhu udara
karena proporsi panas terasa (yang menyebabkan kenaikan suhu udara) menjadi
berkurang (Handoko, 2003).
2.2 Suhu Udara
Suhu udara
adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul-molekul.
Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk
memindahkan (transfer) panas ke benda- benda lain atau menerima panas dari
benda-benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda, benda yang kehilangan panas
dikatakan benda yang bersuhu lebih tinggi.Alat pengukur suhu disebut
termometer.
Termometer
dibuat dengan mendasarkan sifat-sifat fisik dari suatu zat (bahan), misalnya
pengembangan benda padat, benda cair, gas dan juga sifat merubahnya tahanan
listrik terhadap suhu.
Alat yang digunakan
untuk mengukur suhu-suhu yang
tinggi disebut Pyrometer, misalnya Pyrometer radiasi, digunakan untuk mengukur
suhu benda yang panas dan tidak perlu menempelkan alat tersebut pada benda yang
diukur suhunya. Suhu tidak berdimensi sehingga untuk mengukur derajat suhu,
pertama-tama ditentukan 2 titik tertentu yang disesuaikan dengan suatu sifat
fisik suatu benda tertentu. Kemudian diantara dua buah titik yang telah di tentukan
tersebut di bagi – bagi dalam skala – skala, yang menunjukan derajat – derajat
suhu. Skala-skala tersebut merupakan pembagian suhu dan bukan satuan daripada
suhu. Dengan demikian suhu 30°C tidak berarti 3 x 10°C, dan 10°C berarti skala
derajat C ke sepuluh (Stasiun Metereologi, 2005).
Pada umumnya suhu di nusantara terutama
berkaitan dengan ketinggian di atas permukaan laut. Setiap pertumbuhan
ketinggian 100 m, suhunya menurun, selanjutnya dengan situasi dan kondidi yang
sama; 0,6 derajat. Pada suhu yang lebih rendah tumbuhnya tanaman menjadi lebih
lambat (Vink, 1984).
Udara
adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi.
Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Kualitas dari udara yang
telah berubah komposisinya dari komposisi udara alamiahnya adalah udara yang
sudah tercemar sehingga tidak dapat menyangga kehidupan. Udara merupakan
komponen kehidupan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia maupun
makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan. Tanpa makan dan minum kita
bisa hidup untuk beberapa hari tetapi tanpa udara kita hanya dapat hidup untuk
beberapa menit saja (Fardiaz dalam Marbun, 2010).
Penyebaran suhu udara menurut waktu
dapat dikaji dalam dua pola :
1.
Pola suhu diurnal (suhu udara setiap jam selama 24 jam)
2.
Pola suhu udara rata-rata harian menurut bulanan dan tahunan.
(Wisnubroto,S,S.S.L Aminah, dan Nitisapto,M. 1982)
Data suhu berasal dari suhu
rata-rata harian, bulanan, musiman dan tahunan.
1.
Suhu
rata-rata harian, yaitu:
a.
Dengan
menjumlahkan suhu maksimum dan minimum hari tersebut selanjutnya dibagi dua
b.
Dengan
mencatat suhu setiap jam pada hari tersebut selanjutnya dibagi 24
2. Suhu rata-rata bulanan yaitu dengan
menjumlahkan rata-rata suhu harian selanjutnya dibagi 30.
3. Suhu rata-rata tahunan yaitu dengan
menjumlahkan suhu rata-rata bulanan yang selanjutnya dibagi 12.
4.
Suhu normal adalah angka suhu yang diambil dalam waktu 30 tahun (Ir. Ance Gunarsih Kartasapoetra, 2004)
Suhu udara
adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau
derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukur dinyatakan dalam skala
Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi simuka bumi
adalah didaerah tropis (sekitar ekoator) dan makin ke kutub semakin dingin. Di
lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa terasa dingin
jika ketinggian semakin bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan
bertambah 100 meter maka suhu akan berkurang (turun) rata-rata 0,6 ˚C.
Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse
rate. Pada udara kering, lapse rate adalah 1 ˚C (Benyamin, 1997).
Suhu
di permukaan bumi
makin rendah dengan bertambahnya lintang seperti halnya penurunan suhu menurut
ketinggian. Bedanya, pada penyeberan suhu secara vertikal permukaan bumi
merupakan sumber pemanas sehingga semakin tinggi tempat maka semakin rendah
suhunya. Rata-rata penurunan suhu udara menurut ketinggian contohnya di
Indonesia sekitar 5 ˚C – 6 ˚C tiap kenaikan 1000 meter. Karena kapasitas panas
udara sangat rendah, suhu udara sangat pekat pada perubahan energi dipermukaan
bumi. Diantara udara, tanah dan air, udara merupakan konduktor terburuk,
sedangkan tanah merupakan konduktor terbaik (Handoko, 1994).
2.3 Suhu Maksimum dan Suhu Minimum
Ciri khas dari termometer maksimum adalah terdapat
penyempitan pada pipa kapiler di dekat resevoir. Air raksa dapat melalui bagian
yang sempit ini pada suhu naik dan pada suhu turun air raksa tetap berada pada
posisi sama dengan posisi suhu tertinggi. Air raksa dapat dikembalikan ke
resevoir dengan perlakukan khusus (diayun-ayunkan) Termometer maksimum ini
diletakkan pada posisi hampir mendatar agar mudah terjadi pemuaian, pengamatan
sekali dalam 24 jam.
Termometer ini
berguna untuk mengukur suhu udara ekstrim rendah. Zat cair dalam kapiler gelas
adalah alkohol yang bening. Pada bagian ujung atas alkohol yang memuai atau
menyurut terdapat indeks. Indeks ini hanya dapat didorong kebawah pada suhu
rendah oleh tegangan permukaan bagian ujung kapiler alkohol. Bila suhu naik
alkohol memuai, indeks tetap menunjukkan posisi suhu rendah.
Prinsip kerja
termometer minimum adalah dengan cara menggunakan sebuah penghalang pada pipa
alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik
kebawah namun bila
suhu meningkat
maka indeks tetap pada posisi dibawah selain itu peletakan termometer.
Suhu
maksimum adalah suhu tertinggi dimana tanaman masih dapat tumbuh. Suhu minimum
adalah suhu terendah dimana tanaman masih dapat hidup. Dan suhu optimum adalah
suhu yang dibutuhkan tanaman dimana proses pertumbuhannya dapat berjalan
lancar.
Panas
yang diterima oleh permukaan tanah diteruskan ke dalam lapisan tanah yang lebih
dalam melalui konduksi. Panas yang dijalarkan akan memerlukan waktu. Akibatnya
suhu maksimum dan minimum di dalam tanah akan mengalami keterlambatan. Makin
lama pemanasan permukaan tanah maka makin dalam pula suhu permukaan akar terasa
ke lapisan tanah yang lebih dalam.
Suhu
maksimum di atmosfir terjadi pada sekitar jam 13.00, sedangkan suhu maksimum di
dalam tanah akan terjadi setelah waktu suhu maksimum udara. Suhu maksimum tanah
unyuk kedalaman 5 cm terjadi pada jam 14.00, untuk kedalaman 10 cm terjadi pada
jam 15.30 dan untuk kedalaman tanah 20 cm terjadi pada jam 18.00 atau lewat.
Suhu
minimum di atmosfir terjadi setelah matahari terbit yaitu sekitar jam 06.00
pagi hari sedangkan suhu minimum didalam tanah akan mengalami keterlambatan.
Untuk kedalaman 5 cm suhu minimum terjadi pada jam 08.00, untuk kedalaman 10 cm
terjadi pada jam 09.00 dan untuk kedalaman 20 cm terjadi pada jam 11.00 (Bayong
Tjasyono HK, 2004).
2.4 Hubungan Suhu Udara dan Tanaman
Suhu udara
dan tanah sangat mempengaruhi dalam proses pertumbuhan , karna setiap jenis
tanaman mempunyai suhu batas minimum, optimum dan maksimum untuk setiap tingkat
perrtumbuhannya.
Batas atas
suhu yang mematikan aktivitas sel-sel tanaman berkisar dari 120o sampai
140o F tetapi nilai ini beragam sesuai dengan jenis tanaman dan
tingkat perrtumbuhannya. Contoh : gandum dalam musim dingin tahan berada dalam
kondisi suhu nisbi rendah dan dapat bertahan dalam suhu beku selama periode musim
dingin, terjadinya pada tanaman tropis misalnya biji coklat yang memerlukan
suhu tinggi pada sepanjang tahun.
Suhu tinggi
tidak mengkhawatirkan dibandingkan suhu rendah dalam menahan pertumbuhan
asalkan persedian air memadai dan tanaman dapat menyesuaikan terhadap daerah
ikanklim. Dalam kondisi suhu yang sangat tinggi, pertumbuhan bisa terhambat
bahkan berhenti tanpa menghiraukan persediaan air dan kemungkinan terjadi
perangasan daun atau buah sebelum waktunya.
Tanaman
bisa mengubah frekuensi suhu dari iklim mikro bunga dan daun dapat menangkap
isolasi pada lapisan atas sehingga suhu maksimumnya terletak dekat sekitar
puncak tanaman kecuali jika tanaman masih rendah dan masih terpencar sehingga
pemanasan disela-sela tanaman dari tanah akan menentukan distribusi suhu
vertikal.
Suhu udara
di Indonesia dapat berperan sebagai kendali pada usaha pengimbangan tanaman
padi didaerah yang mempunyai ketingian yaitu tinggi diatas permukaan laut
sebagian besar jenis padi unggul tumbuh dan berdaya hasil baik sampai
ketinggian 700 m diatas permukaan laut. Suh udara rata-rata yang tinggi akan
baik untuk tanaman seperti kacang tanah dan kapas sedangkan gandum,
kentang, gula dan tomat, bisa didataran tinggi dengan suhu udara yang
lebih rendah.
Selain
unsur iklim, produksi tanaman juga dipengaruhi oleh Radiasi Matahari dan Suhu.
Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan.
Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk
berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa
reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai
tahapan yang matang untuk berbunga, sehubungan dengan ini terdapat dua
rangsangan. Yang menyebabkan perubahan itu terjadi, yaitu suhu dan panjang hari
(Mugnisjah dan Setiawan, 1995).
Di wilayah
dengan empat musim, pengaruh suhu berlaku ganda. Pada waktu awal pertumbuhan
suhu harus cukup tinggi agar pertumbuhan tidak terhambat. Tetapi bagi
kebanyakan tanaman terutama tanaman tahunan, suhu sebelum perubahan fase
pertumbuhan itu terjadi sangat penting. Cekaman (stress) air yang diikuti oleh
hujan sering merangsang pembungaan tanaman tahunan tropika.
Faktor lain
yang memicu pembungaan adalah panjang hari, atau panjang periode selama setiap
24 jam. Tanaman berhari panjang tidak akan berbunga jika ditanam di wilayah
tropika. Radiasi matahari berhubungan dengan laju pertumbuhan tanaman,
fotosintesis, pembukaan (reseptivitas) bunga, dan aktivitas lebah penyerbuk.
Pembukaan bunga dan aktivitas lebah ditingkatkan oleh radiasi matahari yang
cerah, wilayah yang sering berawan berpotensi kurang untuk produksi benih.
Permukaan lahan ekuator sering menerima total radiasi yang kurang dari lahan
berlatitude 10-20 mdp.
Batas suhu
yang membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman diketahui sebagai batas
optimum. pada batas ini semua proses dasar seperti : fotosentesis, respirasi,
penyerapan air, transpirasi, pembelahan sel. Perpanjangan sel dan perubahan
fungsi sel akan berlangsung baik dan tentu saja akan diperoleh produksi tanaman
yang tertinggi. Batas suhu optimum tidak sama semua tanaman, sebagai contoh :
apel ,kentang , menghendaki yang lebih rendah dibandingkan tanaman : jeruk,
ketela rambat atau gardenia.
Tanaman
yang tumbuh pada kondisi suhu diatas optimum akhirnya pertumbuhanya biasa
menghasilkan produksi yang rendah. Hal ini disebabkan kurang adanya
keseimbangan antara besarnya fotosentesis yang dihasilkan dan berkurangnya
karbohidrat karna adanya respirasi. Bertambahnya suhu akan mempercepatkan kedua
proses ini, tetapai diatmosfer diatas optimum, proses respirasi akan
berlangsung lebih besar dari pada fotosentesis, sehingga bertambah tinggi suhu
tersebut akan mengakibatkan berkurangnya produksi.
Tanaman
yang tumbuh pada kondisi suhu dibawah batas optimum akan menghasilkan
pertumbuhan yang kurang baik dan produksinya akan lebih rendah . gal ini
disebabkan pada suhu yang rendah besarnya fotosentesis yang dihasilkan dan
protein yang dibentuk dalam keadaan minimum berakibat pertumbuhan dan
perkembangan lambat dan produksinya rendah.
BAB
III
METODOLOGI
1.1
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada
tanggal 9 November 2017 – 4 Desember 2017 bertempat di Sangkar Cuaca Lahan
Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi Kampus Mendalo.
1.2
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan
ini adalah termometer maksimum menggunakan air raksa yaitu menunjukkan suhu
maksimum (tertinggi) yang dicapai hari itu dan termometer minimum yaitu menunjukkan
suhu minimum (terendah) yang dicapai hari itu.
Gambar
3.1. Alat ukur suhu
Gambar
3.2. Termometer maksimum dan minimum
1.3
Cara
Kerja
Pembacaan pada termometer maksimum
dilakukan pada ujung kolom air raksa. Setelah dilakukan pembacaan posisi air
raksa dalam pipa kapiler harus dikembalikan ke keadaan suhu pada waktu itu.
Cara mengembalikan adalah dengan memegang ujung dari termometer kemudian
hentakkan ke bawah secara santai, ulangi beberapa kali hingga suhu yang
ditunjukkan sama dengan termometer bola kering.
Pembacaan pada termometer minimum
dilakukan pada ujung indeks yang lebih dekat miniskus alkohol. Setelah
melakukan pembacaan pada termometer minimum ini, posisi indeks harus
dikembalikan lagi pada keadaan suhu pada waktu itu. Caranya adalah dengan
mengangkat bagian reservoir ke atas hingga indeks turun kea rah ujung skala.
Pada waktu melakukan pembacaan pada
termometer mata harus sejajar dengan tinggi permukaan air raksa atau alkohol
yang ada dalam pipa kapiler untuk menghindari kesalahan pembacaan.
(a) (b)
Gambar
3.3. Pengukuran suhu maksimum (a) dan suhu minimum (b)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Tabel 4.1. Data Hasil Pengamatan Suhu Udara
Tanggal
|
Waktu
|
Suhu
Maksimum
|
Suhu
Minimum
|
Keterangan
|
09/11/2017
|
14.00 WIB
|
40,6°C
|
32,9°C
|
Cerah
|
10/11/2017
|
14.00 WIB
|
40,4°C
|
27,0°C
|
Cerah berawan
|
11/11/2017
|
14.00 WIB
|
40,8°C
|
30,1°C
|
Cerah
|
12/11/2017
|
14.00 WIB
|
40,8°C
|
19,0°C
|
Mendung
|
13/11/2017
|
14.00 WIB
|
40,8°C
|
18,8°C
|
Mendung
|
14/11/2017
|
14.00 WIB
|
40,8°C
|
27,8°C
|
Cerah berawan
|
15/11/2017
|
14.00 WIB
|
40,8°C
|
29,0°C
|
Cerah berawan
|
16/11/2017
|
14.00 WIB
|
40,8°C
|
33,0°C
|
Cerah
|
17/11/2017
|
14.00 WIB
|
40,8°C
|
27,7°C
|
Cerah berawan
|
18/11/2017
|
14.00 WIB
|
40,8°C
|
28,3°C
|
Cerah berawan
|
19/11/2017
|
14.00 WIB
|
40,8°C
|
28,6°C
|
Cerah berawan
|
20/11/2017
|
14.00 WIB
|
40,8°C
|
29,2°C
|
Cerah berawan
|
21/11/2017
|
14.00 WIB
|
40,8°C
|
31,2°C
|
Cerah
|
22/11/2017
|
14.00 WIB
|
36,9°C
|
31,9°C
|
Cerah
|
23/11/2017
|
14.00 WIB
|
40,2°C
|
28,6°C
|
Cerah berawan
|
24/11/2017
|
14.00 WIB
|
41,2°C
|
28,6°C
|
Cerah berawan
|
25/11/2017
|
14.00 WIB
|
41,0°C
|
29,0°C
|
Cerah berawan
|
26/11/2017
|
14.00 WIB
|
41,0°C
|
29,3°C
|
Cerah berawan
|
27/11/2017
|
14.00 WIB
|
41,0°C
|
25,4°C
|
Berawan
|
28/11/2017
|
14.00 WIB
|
41,0°C
|
30,4°C
|
Cerah
|
29/11/2017
|
14.00 WIB
|
36,8°C
|
31,2°C
|
Cerah
|
30/11/2017
|
14.00 WIB
|
36,6°C
|
23,2°C
|
Berawan
|
01/11/2017
|
14.00 WIB
|
36,8°C
|
20,0°C
|
Mendung
|
02/11/2017
|
14.00 WIB
|
36,8°C
|
25,9°C
|
Berawan
|
03/11/2017
|
14.00 WIB
|
36,6°C
|
22,0°C
|
Mendung
|
04/11/2017
|
14.00 WIB
|
36,6°C
|
25,6°C
|
Berawan
|
4.2
Pembahasan
Praktikum ini dilakukan di sangkar
cuaca lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Pengukuran
dilakukan 24 jam sekali yaitu pada pukul 14.00 WIB. Dari pengamatan akan
didapat suhu maksimum yang terjadi di hari itu dan suhu minimumnya.
Berdasarkan data yang dihasilkan
dari pengamatan terlihat bahwa suhu tertinggi dicapai pada suhu 41,2oC
tanggal 24 November 2017. Hal ini terlihat pula keadaan cuaca cerah berawan
sehingga sangat mungkin bahwa intensitas radiasi matahari sangat tinggi dan
suhu maksimum mencapai keadaan tertinggi.
Sedangkan untuk suhu minimum
terendah yang dicapai yaitu pada angka 18,8oC tanggal 13 November
2017. Keadaan cuaca pada saat itu adalah mendung sehingga mendukung termometer
minimum menunjukkan angka terendah. Keadaan mendung seperti itu akan terasa
dingin akibat kurangnya paparan sinar matahari ke bumi.
Pada
dasarnya suhu selalu berkaitan dengan tempratur karena dimana pun tempat pada
suatu daerah pasti akan memiliki temperature, Temperatur udara adalah tingkat
atau derajat panas dari kegiatan molekul dalam atmosfer yang dinyatakan dengan
skala Celcius, Fahrenheit, atau skala Reamur. Perlu diketahui bahwa suhu udara
antara daerah satu dengan daerah lain sangat berbeda. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh hal-hal tertentu diantaranya, Pertama Sudut
datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut
terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut datangnya
sinar matahari yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang
di permukaan bumi. Semakin besar sudut datangnya sinar matahari, maka semakin
tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima bumi semakin tinggi.
Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar matahari, berarti semakin
miring datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi semakin rendah.
Kedua Tinggi Rendahnya Tempat. Semakin
tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin
rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat,
temperatur udara akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara
yang disebabkan adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut emperatu.
Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara dinamakan temperatur. Garis
khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama
disebut Garis isotherm. Salah satu sifat khas udara yaitu bila kita naik 100 meter,
suhu udara akan turun 0,6 °C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada
ketinggian 0 meter adalah 26 °C. Misal, suatu daerah dengan ketinggian 5.000 m
di atas permukaan laut suhunya adalah 26 °C × -0,6 °C = -4 °C, jadi suhu udara
di daerah tersebut adalah -4 °C. Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu
daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu udara rata-rata tahunan pada setiap
wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi rendahnya tempat
tersebut dari permukaan laut.
Ketiga Angin dan Arus Laut. Angin
dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap emperature udara. Misalnya, angin dan
arus dari daerah yang dingin, akan menyebabkan daerah yang dilalui angin
tersebut juga akan menjadi dingin.
Keempat Lamanya Penyinaran. Lamanya
penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis lintangnya.
Semakin rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut
mendapatkan sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi. Sebaliknya,
semakin tinggi letak garis lintang maka intensitas penyinaran matahari semakin
kecil sehingga suhu udaranya semakin rendah. Indonesia yang terletak di daerah
lintang rendah (6 °LU – 11 °LS) mendapatkan penyinaran matahari emperat lebih
lama sehingga suhu rata-rata hariannya cukup tinggi.
Kelima yaitu
Awan. Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu
daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi emperat sedikit,
hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan
menyerap panas matahari. Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat
pula melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan lebih lambat menerima panas
dan lambat pula melepaskan panas. Apabila udara pada siang hari diselimuti oleh
awan, maka emperature udara pada malam hari akan semakin dingin. emper yang
mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah tersebut adalah Suhu atau
Temperatu Udara, Tekanan Udara, kelembaban udara.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaan dan pengamatan suhu udara
maksimum dan minimum yaitu :
1. Suhu
maksimum tertinggi dicapai pada tanggal 24 November 2017 yaitu sebesar 41,2oC.
Keadaan cuaca pada hari tersebut cerah berawan.
2. Suhu
minimum terendah dicapai pada tanggal 13 November 2017 yaitu sebesar 18,8oC.
Keadaan cuaca pada hari tersebut yaitu mendung.
3. Alat
yang dapat digunakan untuk mengukur suhu udara adalah termometer dengan
spesifikasi maksimum dan minimum.
4. Terdapat
perbedaan yang sangat fluktuatif suhu maksimum maupun minimum setiap harinya.
Hal ini memperlihatkan bahwa suhu sangat dipengaruhi oleh waktu dan keadaan
setempat.
5.
Suhu
merupakan besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat
yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer.
6.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi variasi/fluktuasi suhu diantaranya jumlah radiasi yang diterima
bumi, sudut datang reaksi, jenis permukaan, warna permukaan, struktur permukaan
serta situasi vegetasi, pengaruh ketinggian tempat, dan angin.
7. Pada dasarnya suhu selalu berkaitan
dengan tempratur karena dimana pun tempat pada suatu daerah pasti memiliki
temperatur.
8. Temperatur udara adalah tingkat atau
derajat panas dari kegiatan molekul dalam atmosfer yang dinyatakan dengan skala
Celcius, Fahrenheit, atau skala Reamur.
5.2
Saran
Diperlukan pemahaman dan pengetahuan
yang cukup dalam menggunakan termometer untuk dapat melakukan pengamatan
sehingga diperoleh data yang akurat. Saat melihat suhu udara yang terukur pada
termometer pastikan mata ada sejajar dengan termometer. Dianjurkan menambah
jumlah termometer untuk pengamatan sehingga memungkinkan untuk melakukan di
tempat yang berbeda dan diperoleh perbandingan data.
DAFTAR
PUSTAKA
Kartasapoetra,
A.G. 2005. KLIMATOLOGI
Pengaruh Cuaca Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi
Aksara.Jakarta.
Sianturi R. 2012. Pengukuran Suhu Dan Kelembaban
Udara Di Berbagai VegetasiDi unduh dari https://onoe21.wordpress.com/laporan-agroklimatologi-tentang-stasiun-klimatologi/pengukuran-suhu-dan-kelembaban-udara-di-berbagai-vegetasi/ (Diakses pada, 13 November
2015)
Handoko, dkk. 2003. Dasar
Klimatologi. Bogor: Yudhistira
Hanafiah,
K.A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Sutiknjo, Tutut
D. 2005. Petunjuk Praktikum Klimatologi. Fak. Pertanian Universitas
Kediri: Kediri
Kartasapoetra,
A.G. 2004. Klimatologi : Pengaruh iklim Terhadap Tanah dan Tanaman
Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.
Vink,
G.J. 1984. Dasar-Dasar Usaha Tani di
Indonesia. PT. Midas Surya Grafindo: Jakarta.
Marbun,
2010. Udara dan Kelembaban udara. repository.usu.ac.id/bitstream/.../5/Chapter
%20I.pdf 28 Oktober 2014.
Benyamin.
1997. Dasar-dasar Klimatologi. Grafindo. Jakarta.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan
pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur iklim. PT. Dunia Pustaka Jaya,
Jakarta.
Bayong Tyasono.
2004. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi Agronomi.
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Mugnisjah,W.Q. dan Setiawan, A. 1995, Produksi Benih, Penerbit Bumi Aksara Jakarta,
bekerjasama dengan Pusat antar Universitas-Ilmu Hayat, Institut Pertanian,
Bogor.
Post a Comment for "Laporan Praktikum Agroklimatologi Pengamatan Suhu Udara"